Penyakit akar gada (Clubroot) yang disebabkan oleh Plasmodiophora brassicae Wor. merupakan salah satu penyakit tular tanah yang sangat penting pada tanaman kubis-kubisan (brassica spp.). Kerugian yang disebabkan oleh P.brassicae bisa mencapai 50-100%. Tingkat produksi tanaman kubis-kubisan seringkali dipengaruhi oleh serangan patogen P.brassicae yang menyebabkan bengkak pada akar. Pembengkakan pada jaringan akar dapat mengganggu fungsi akar seperti translokasi zat hara dan air dari dalam tanah ke daun.keadaan ini menyebabkan tanaman menjadi layu, kerdil, kering dan akhirnya mati, dan jika tanah sudah terinfeksi oleh P.brassicae maka patogen tersebut akan selalu menjadi faktor pembatas dalam budidaya tanaman famili Brassicae karena patogen ini mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap perubahan lingkungan dalam tanah.
Plasmodiophora brassicae dianggap sebagai pseudofungi atau organisme yang menyerupai fungi.
siklus penyakit dimulai dengan perkecambahan satu zoospora primer dari satu zoospora rehat haploid dalam tanah. Zoospora primer ini mempenetrasi rambut akar dan selanjutnya masuk kedalam sel inang.
Perkecambahan spora terjadi pada pH 5,5-7,5 dan tidak berkecambah pada pH 8. Kisaran suhu bagi perkembangan patogen adalah 17,80-250C dengan suhu minimum 12,200C.
Gejala infeksi yang tampak dari permukaan tanah adalah daun-daun tanaman layu jika hari panas dan kering,kemudian pulih kembali pada malam hari, serta kelihatan normal dan segar pada pagi hari. Jika penyakit berkembang terus daun-daun menjadi menjadi kuning, tanaman kerdil dan mungkin mati atau hidup merana.
Pembengkakan akar merupakan ciri khas penyakit akar gada. bentuk dan letaknya bergantung pada spesies inang dan tingkat infeksi. Akar yang membengkak akan semakin membesar dan biasanya hancur sebelum akhir musim tanam karena serangan bakteri dan cendawan lain, apabila infeksi terjadi pada akhir musim tanam, ukuran gada biasanya kecil dan tanaman dapat bertahan hidup.
Pengendalian
Penggunaan varietas resistan
Pemuliaan tanaman untuk memperoleh varietas yang resistan berjalan lambat salah satu penyebabnya adalah di beberaqpa tempat populasi P.brassicae mempunyai ras fisiologi yang berbeda. Bahkan kemungkinan besar varietas resistan dapat kehilangan sifat resistensinya atau dipatahkan sifat resistensinya akibat perkembangan ras-ras fisiologi patogen. Bahkan penanaman suatu varietes secara terus menerus akan merangsang timbulnya ras yang lebih virulen.
Kultur teknis
Pengapuran tanah dapat mengendalikan penyakit jika kepadatan spora rehat rendah, namun tidak efektif pada tanah yang terkontaminasi sangat parah. Namun demikain peningkatan pH tanah setelah pengapuran dapat mengontrol patogen. Serangan penyakit akar gada paling parah terjadi pada pH tanah 5,70. Perkembangan penyakit akan menurun pada pH 5,70-6,20 dan tertekan pada pH 7,80.
Rotasi tanaman dengan tanaman selain famili Brassicaceae memerlukan waktu lama karena spora rehat patogen dapat bertahan hidup dalam tanah hingga 17 tahun.
Perbaikan drainase tanah dapat mengurangi kehilangan hasil, tetapi cara tersebut kurang efektif khususnya selama periode curah hujan tinggi.
Pengendalian kimiawi
Fumigasi tanah dengan metil bromida dapat mematikan P.brassicae, tetapi cara ini tidak dianjurkan di lapangan karena berbahaya dan mahal. Pencelupan akar bibit dengan cairan fungisida yang mengandung Pentachloro-nitrobenzene (PCNB) atau derivat Benzimidazole dapat mengurangi intensitas penyakit akar gada dalam beberapa kasus saja, tetapi tidak efektif jika digunakan pada tanah yang banyak mengandun pupuk kandang. Hal ini disebabkan karena fungisida yang diberikan tidak bisa sampai pada tanah yang mengandung patogen karena terhalang oleh pupuk kandang.
Pengendalian hayati
Secara alami tanah mengandung mikroorganisme yang mampu menekan perkambangan patogen dalam tanah. Jika keseimbangan mikroorganisme dalam tanah terganggu maka efek penekanan tersebut akan hilang. Penambahan berbagai jenis bahan organik ( pupuk hijau, pupuk kandang, sisa tanaman atau sampah organik) ke dalam tanah dapat menyeimbagkan mikroflora tanah dan telah di akui sebagai suatu pendekatan biologi yang prospektif dalam perbaikan pengelolaan penyakit tular tanah.
Solarisasi tanah sebagai disinfestasi tanah alternatif mampu mengendalikan berbagiai jenis penyakit tanaman termasuk penyakit akar gada pada tanaman cruciferae. Solarisasi tanah selama 5-7 minggu sebelum tanam dapat menekan kejadian dan indeks penyakit akar gada serta meningkatkan produksi tanaman kubis di lapangan.
Penekanan penyakit tidak disebabkan oleh pengaruh langsung dari peningkatan suhu tanah, tetapi oleh efek kumulatif dari suhu tanah harian selama solarisasi berlangsung. Efek ini dapat meningkatkan populasi mikroba rizosfer terutana aktinomsetes yang diduga berperan langsung menekan P. brassicae.
Read More......